Vertiminaponik, gabungan budidaya hortikultura dan akuatik
Menanam
tanaman atau bercocok tanam merupakan kegiatan dalam budidaya pertanian yang
dapat dilakukan dimana saja, mulai dari sawah, ladang, kebun, dan dapat pula
dilakukan di pekarangan yang dekat dengan tempat tinggal. Dewasa ini, khususnya
di daerah perkotaan sedang digiatkan penanaman dengan memanfaatkan pekarangan
rumah sebagai salah satu kegiatan yang diharapkan dapat mengatasi masalah
budidaya tanaman di daerah perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan sehingga
kebutuhan pangan keluarga setidaknya sebagian dapat terpenuhi secara mandiri.
Terdapat beberapa inovasi yang sesuai dan sudah banyak dikenal dimasyarakat
luas, diantaranya adalah vertikultur dan akuaponik. Sistem vertikultur secara sederhana
dapat diartikan sebagai sistem penanaman tanaman yang dilakukan secara
vertikal. Akuaponik merupakan budidaya dengan menggabungkan budidaya hewan air
( biasanya ikan ) dengan budidaya tanaman. Pada sistem akuaponik, dengan luasan
lahan yang sama dapat dihasilkan dua komoditas sekaligus, yaitu tanaman (
biasanya sayuran ) dan ikan.
Badan
Pengkaji Teknologi pertanian ( BPTP ) Jakarta dalam rangka menggiatkan kegiatan
pertanian yang memanfaatkan keterbatasan lahan, telah menghasilkan teknologi
budidaya campuran antara hortikultura dan akuatik berskala kecil. Teknologi
tersebut dirasa cocok untuk diaplikasikan mulai dari skala swasta sampai skala
rumah tangga dan selain itu memiliki tujuan khususnya agar masyarakat perkotaan
dapat berbudidaya tanaman sayuran dan ikan pada lahan yang sempit. Teknologi
tersebut dikenal dengan sebutan Vertiminaponik. Vertiminaponik juga dapat
dikategorikan sebagai salah satu sistem tumpang sari modern yang memadukan budidaya
tanaman hortikultura yang biasanya berupa sayuran dan budidaya ikan yang
disusun secara vertikal. Ikan yang biasa dibudidayakan adalah ikan air tawar
yang membutuhkan oksigen tidak terlalu banyak.
Prinsip
kerja Vertiminaponik yaitu mengalirkan air secara terus menerus menggunakan
pompa akuarium dari bak pemeliharaan ikan sebagai peyiraman dan suplai hara
untuk tanaman. Pada sistem Vertaminaponik, ikan dipelihara di bawah, kemudian
air pemeliharaan ikan akan dialirkan menuju tempat pemeliharaan sayuran, dimana
feses dan sisa pakan ikan yang terbawa air akan menjadi nutrisi bagi sayuran
yang ditanam.
Gambar 1. Prinsip Kerja Vertiminaponik
Bahan umum yang digunakan dalam pembuatan Vertiminaponik adalah
tangki air (water ton) yang digunakan untuk menampung air dan ikan,
talang peralon dengan panjang kurang lebih satu meter untuk tempat penanaman
sayuran, dan zeolit yang dipakai untuk menyaring air. Apabila ingin menghemat
biaya yang dikeluarkan, komponen-komponen tersebut dapat diganti dengan bahan
yang lebih murah dan mudah didapatkan, misalnya saja dengan mengganti tangki
air dengan drum bekas atau terpal, talang peralon dapat diganti dengan bambu
atau kayu, serta mengganti penyaring air menggunakan arang. Jadi dengan sistem
Vertiminaponik ini, selain dapat memanfaatkan lahan yang terbatas, warga,
khususnya warga kota dapat menghemat pengeluaran untuk membeli lauk-pauk, juga
akan lebih efisien karena tidak perlu jauh-jauh membeli sayuran atau ikan di
supermarket. Pada sistem budidaya Vertiminaponik juga tidak memerlukan pupuk
dan tanah sebagai media tanam, hemat air dan tidak memerlukan penyiraman,
menghasilkan tanaman organik dan ikan yang terjamin kesehatannya dan bebas
kontaminan karena ditanam dan dirawat secara mandiri. Pembuatan Vertiminaponik
yang cukup mudah dengan bahan yang terjangkau dan mudah ditemui atau bahkan
menggunakan bahan yang sudah tidak terpakai lagi secara ekonomis juga memiliki
biaya yang relatif terjangkau. Sistem Vertiminaponik ini sudah banyak
diaplikasikan dan dimodifikasi di luar negeri, namun di Indonesia
pengembangannya masih sangat terbatas dan belum banyak memiliki model. Hal ini
disebabkan diantaranya adalah belum banyaknya petani, masyarakat, komunitas
pecinta pertanian, pihak swasta, maupun masyarakat umum yang sepenuhnya
menerapkan teknologi Vertiminaponik.
Gambar 2. Vertiminaponik
Sources
:
http://i1.ytimg.com/vi/dLYFVy--HrA/0.jpg
http://jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/vertiminaponikbptpdki.jpg
Penulis : Ika Rizqi Khaerunnisa (13/345789/PN/13110)
RARAS PARAMASARI
BalasHapus13101
B2
KELOMPOK 5
Nilai penyuluhan :
1. Adanya sumber teknologi atau ide
Sumber teknologi baru atau ide pada artikel ini yaitu penggunaan teknologi baru berupa vertiminaponik yaitu teknologi budidaya campuran antara hortikultura dan akuatik berskala kecil.
2. Adanya sasaran
Sasaran langsung : masyarakat perkotaan
Sasaran tidak langsung : PPL, agen sarana produksi, dan pihak lain yang mempunyai hubungan dengan pertanian
3. Manfaat
Manfaat dari teknologi vertiminaponik ini yaitu dapat menghemat pengeluaran karena dapat dilakukan di lahan sempit dan hasil yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga. Pada sistem budidaya Vertiminaponik juga tidak memerlukan pupuk dan tanah sebagai media tanam, hemat air dan tidak memerlukan penyiraman, menghasilkan tanaman organik dan ikan yang terjamin kesehatannya dan bebas kontaminan karena ditanam dan dirawat secara mandiri. Pembuatan Vertiminaponik yang cukup mudah dengan bahan yang terjangkau dan mudah ditemui atau bahkan menggunakan bahan yang sudah tidak terpakai lagi secara ekonomis juga memiliki biaya yang relatif terjangkau
4. Nilai pendidikan
Teknologi ini menarik untuk dipelajari dan dikembangkan karena dapat diterapkan pada lahan pekarangan yang sempit dan tidak memerlukan banyak biaya
Nilai berita yang terkandung :
1. Timelines : artikel ini bersifat baru dan tidak basi karena berisi tentang vertiminaponik yang merupakan teknologi baru dibidang pertanian
2. Proximity : artikel ini dekat dengan sasaran karena masyarakat perkotaan cenderung lebih mudah dalam mengakses informasi karena sudah modern dan tidak gagap teknologi
3. Importance : artikel ini mengandung informasi yang dibutuhkan sasaran terkait dengan solusi untuk memanfaatkan lahan pekarangan sempit yang mereka miliki
4. Consequence : artikel ini akan berakibat menyenangkan banyak orang karena merupakan tulisan yang mengemukakan inovasi baru yang mudah diterapkan dan memiliki banyak manfaat
5. Conflict : Konflik pada artikel ini yaitu di Indonesia pengembangan vertiminaponik masih sangat terbatas dan belum banyak memiliki model. Hal ini disebabkan diantaranya adalah belum banyaknya petani, masyarakat, komunitas pecinta pertanian, pihak swasta, maupun masyarakat umum yang sepenuhnya menerapkan teknologi vertiminaponik.
6. Human interest : artikel tersebut dapat menarik minat pembaca karena memberikan sebuah informasi yang menarik dan memberikan banyak manfaat